Selasa, 28 Mei 2013

Tugas tanya jawab Essay


Jawab:
cara mengetahui bahwa suatu bahan makanan mengandung protein
adalah dengan uji protein gan
ada 4 cara yaitu

1. Uji xantoprotein,
uji xantoprotein dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi
adanya senyawa protein karena uji xantoprotein dapat menunjukan adanya senyawa
asam amino yang memiliki cincin benzene seperti fenilalanin, tirosin, dan tripofan.
Langkah pengujianya adalah larutan yang diduga mengandung senyawa protein
ditambahkan larutan asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan berwarna putih.
Apabila larutan tersebut mengandung protein maka endapat putih tersebut apabila
di[anaskan akan berubah menjadi warna kuning.

2. Uji biuret,
uji biuret ini dapt digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam
suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukan adanya senyawa
protein. Langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah larutan sampel yang diduga
mengandung protein ditetesi dengan larutan NaOH kemudian diberi beberapa tetes
larutan CuSO4 encer. Apabila larutan berubah menjadi arna unggu maka larutan
tersebut mengandung protein.

3. Uji millon, Uji millon dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya
senyawa protein yang memiliki gugus fenol seperti tiroksin. Pereaksi millon terdiri dari
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.adanya protein dalam sempel dapat
diketauhi apabila dalam sampel terdapat endapan putih dan apabila endapan putih itu
dipanaskan akan menjadi warna merah.

4. Uji belerang, uji belerang dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya
senyawa protein karena dapat menunjukan asam amino memiliki gugus belerang seperti
sistin dan metionin. Langkah pengujianya adalah larutan sampel ditambahkan NaOH pekat
kemudian dipanaskan. Selanjutnya keda;am larutan ditambahkan pula larutan timbale asetat.
Apabila ;larutan mengandung sasam amino yang memiliki gugus belerang maka warna
larutan atau endapat berwarna hitam. Yaiti senyawa timbale sulfide (PbS)

Jawab :
Glikoprotein adalah suatu protein  yang mengandung rantai oligosakarida  yang mengikat glikan  dengan ikatan kovalen  pada rantai polipeptida  bagian samping. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain. Dengan kata lain glikoprotein adalah Ini adalah biomolocule terdiri dari karbohidrat dan protein.. Contoh glikoprotein adalah Alpha-1-acid glycoprotein (AGP)atau orosomucoid (ORM). Yaitu suatu fase akut plasma alpha globulin glikoprotein dan dimodulasi oleh dua gen polimorphic.

Jawab :
Denaturasi protein adalah berubahnya struktur protein dari struktur asalnya atau struktur alaminya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein yaitu suhu tinggi,  perubahan pH yang ekstrim, pelarut organik, zat kimia tertentu (urea dan detergen), atau pengaruh mekanik (guncangan).

Jawab :
Denaturasi protein kehilangan fungsi biologisnya karena protein mengalami perubahan struktur sehingga menyebabkan dapat gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel.

Jawab :
Iya, urea memberikan hasil positif pada uji biuret karena urea mempunyai ikatan peptida di dalamnya.

Jawab :
Struktur kuartener protein adalah di mana protein terdiri atas 2 rantai polipeptida atau lebih dan di satukan oleh gaya dispersi (ikatan hydrogen).
7.    Suatu sampel ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer menghasilkan warna ungu. Bila sampel dipanaskan dengan HNO3 pekat kemudian dibuat alkalis dengan NaOH terjadi warna jingga. Apakah yang dapat anda simpulkan dari uji di atas?
            Jawab :
Dari hasil uji di atas dapat di simpulkan bahwa sample mengandung ikatan peptida dan mengandung gugus fenol (cincin benzena).
  

8.    Suatu sampel memberi hasil yang positif terhadap uji ninhidrin dan biuret tetapi negatif terhadap penambahan larutan NaOH dan Pb(NO3)2. Kesimpulan apakah yang dapat diperoleh dari fakta tersebut?
Jawab :
Sample mengandung protein dan ikatan peptide tetapi tidak mengandung belerang di dalamnya.
9.    Apakah yang dimaksud dengan enzim? Berikan contohnya!
Jawab :
Enzim adalah biomolekul  berupa protein  yang berfungsi sebagai katalis  (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia  organik . Contohnya adalah laktase , alkohol dehidrogenase  (mengatalisis penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase .

10.  Bila 20 molekul glisin berpolimerisasi membentuk polipeptida. Berapakah massa molekul relatif polipeptida yang terbentuk? Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16).
Jawab :
1440 g/mol

Senin, 18 Maret 2013

Kadar Gula Sebelum Dan Sesudah Inversi (Gula Total dan Gula Reduksi)

gula
Kadar Gula Sebelum Dan Sesudah Inversi (Penentuan Gula Total dan Gula Reduksi) - Gula total merupakan campuran gula reduksi dan non reduksi yang merupakan hasil hidrolisa pati. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa berperan sebagai agensia pereduksi dan karenanya dikenal sebagai gula reduksi. Kemampuan senyawa gula mereduksi agensia pengoksidasi mendasari pelbagai cara pengujian untuk glukosa dan gula-gula reduksi lainnya.  Salah satu cara untuk menentukan gula reduksi dan gula total yaitu dengan metode Nelson-Somogy.

Penentuan gula total dapat ditentukan dengan metode nelson-somogy setelah menghidrolisa ikatan glikosidik dengan asam klorida (suhu 70oC) atau dengan asam kuat suhu tinggi (pemanasan), kemudian larutan sampel yang sudah dinetralkan kembali dianalisis dengan menggunakan reagen Nelson-Somogyi. Jadi, untuk gula total dilakukan hidrolisis terlebih dahulu. Bila bahan hanya mengandung gula pereduksi, maka tidak perlu dilakukan hidrolisis, tetapi dapat langsung dilakukan perhitungan. Sedangkan untuk gula nonpereduksi, gula diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk gula pereduksi. Jika terdapat bahan non gula, seperti pati atau karbohidrat lainnya, maka bahan-bahan tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu.
Penentuan gula reduksi menggunakan oksidasi dengan cupri dapat menggunakan metode Nelson-Somogy, dengan prinsip bahwa cuprioksida akan bereaksi menjadi cuprooksida karena adanya gula reduksi (endapan merah bata). Jumlah endapan cuprooksida sebanding dengan jumlah gula reduksi. Sifat pereduksi dari senyawa karena adanya gugus aldehid dan keton bebas dapat mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu), perak (Ag) dalam larutan basa dengan menggunakan 2 macam reagen Nelson, yang merupakan campuran dari Nelson A (25) dan Nelson B (1). Nelson A merupakan campuran Na2CO3 anhidrat, Na2SO4, K-Na Tartarat dan Na-bikarbonat. Nelson B merupakan campuran CuSO4 dan H2SO4.
Pada kedua macam reagen tersebut yang berfungsi sebagai oksidator adalah cupri oksida yang dengan gula reduksi akan mengalami reduksi menjadi cupro oksida dan mengendap berwarna merah bata.  Cupro oksida kemudian direaksikan dengan arsenomolibdat sehingga membentuk molibdenum yang berwarna biru. Intensitas warna biru diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Untuk mengetahui kadar gula reduksi dalam sampel perlu dibuat kurva standar yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi gula reduksi dengan OD.
Penentuan gula reduksi dengan menggunakan metode Nelson Somogy dilakukan untuk bahan yang kandungan gula reduksinya sangat sedikit, hal tersebut karena metode Nelson Somogy sangat peka terhadap konsentrasi karbohidrat yang rendah pada bahan.
Selain menggunakan metode Nelson-Somogy penentuan gula reduksi dan gula total dalam larutan yang sering digunakan antara lain :

Cara Munson –Walkerpenentuan gula cara ini adalah dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat. Jumlah kupro oksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya gula reduksi yang ada dalam larutan.

Cara Lane – EynonPenentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartrat) dengan larutan gula yang diselidiki. Banyaknya larutan yang dibutuhkan untuk menitrasi reagen soxhlet perlu distandarisasi dengan larutan standar. Pada titrasi reagen soxhlet dengan larutan gula akan berakhir apabila warna larutan berubah dari biru menjadi tak berwarna. Indikator yang digunakan pada cara ini adalah metilen biru.

Cara Luff SchoorlPada penentuan gula cara ini, yang ditentukan bukannya kupro oksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan titrasi menggunakan Na-Tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kupro oksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan.

Sumber: http://aslilah.blogspot.com/2013/02/penentuan-gula-total-dan-gula-reduksi.html

Kamis, 14 Maret 2013

Analisis Kualitatif Karbohidrat

Analisis Kualitatif Karbohidrat -
1.       Uji molisch
Pereaksi ini dibuat dari α-naftol dengan etanol. Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan terhidrolisis menjadi monosalarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat.


Baik karbohidrat aldosa (-CHO) maupun kelompok ketosa (C=O) akan memberikan reaksi positif dengan pereaksi ini dengan menghasilkan cincin warna ungu
1.       Uji benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+  dari kuprisulfat menjadi ion Cu+  yang kemudian mengendap sebagai CuO (Kupro Oksida). Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.
 




1.      Uji iodin
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru; Amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet; glikogen maupun dekxtrin dengan iodin akan berwarna merah coklat.
2.       Uji fehings
Larutan fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan NaOH dengan gula reduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan berwaarna hijau, kuning-orange, atau merah bergantung dari macam gula reduksinya.
3.       Uji seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami transformasi menjadi ketosa. Dengan demikian aldosa akan bereaksi negatif pada uji seliwanoff. Pada pengujian ini furfural yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah.







Sebagai zat untuk dehidrator dapat digunakan asam klorida 12% atau asam asetat atau asam sulfat alkoholik.

1.       Uji barfoed
Larutan barfoed (campuran cupri asetat dengan asam asetat) akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah kuprooksida. Dalam suasana asam gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan diperlama. Uji ini untuk penunjukkan gula reduksi monosakarida.
2.       Uji anthrone
Karbohidrat oleh asam sulfat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Selanjutnya senyawaan furfural inii dengan antrone membentuk senyawaan kompleks yang berwarna biru kehijauan.
3.       Uji pembentukan osason
Aldosa maupun ketosa dengan fenilhidrasine dan dipanaskan akan membentuk hidrason atau osason. Senywa ini terjadi karena gugus aldehid ataupun ketonik dari karbohidrat berikatan dengan fenilhidrasine. Reaksi antar senyawan tersebut merupakan reaksi oksido-reduksi, atom C yang mengalami reaksi adalah atom C nomer satu dan dua dari aldosa atau ketosa. Fruktosa dan glukosa menunjukkan osason yang sama.

DAFTAR REFERENSI
Sudamadji A.dkk, 2003. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Liberti yogyakarta;yogyakarta : hal 71-79

Mathews, van Holde and Ahern. 2000. Biochemistry, 3rd edition. Benjamin/Cummings. San Fransisco. 278-310
Lehninger. Principle of Biochemistry. 4th edition. 238-271
Berg, J.M., Tymoczko, J.L., and Stryer, L. Biochemistry. 5th edition. Freeman and Co. 453-487

Sabtu, 09 Maret 2013

Klasifikasi Karbohidarat + Contoh Dan Fungsinya




Klasifikasi Dari Karbohidarat - 
Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana tidak dapat dihidrolisis ke bentuk yang lebih sederhana. berikut macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
Heptosa : Sedoheptulosa
Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
hidrolisis : terdiri dari 2 monosakatida
sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)
maltosa : 2 glukosa (C 1-4)
trehalosa ; 2 glukosa (C1-1)
Laktosa ; glukosa + galaktosa (C1-4)


Oligosakarida :senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida
dihidrolisis : gabungan dari 3 – 6 monosakarida misalnya maltotriosa













 Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul  monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang. 
 Macam-macam polisarida : 
1. AMILUM/TEPUNG 
rantai a-glikosidik (glukosa)n : glukosan/glukan  Amilosa (15 – 20%) : helix, tidak bercabang 
  • Amilopektin (80 – 85%) : bercabang 
  • Terdiri dari 24 – 30 residu glukosa, 
  • Simpanan karbohidrat pada tumbuhan, 
  • Tes Iod : biru 
  • ikatan C1-4 : lurus 
  • ikatan C1-6 : titik percabangan 
2. GLIKOGEN   
  • Simpanan polisakarida binatang 
  • Glukosan (rantai a) - Rantai cabang banyak 
  • Iod tes : merah 
3. INULIN   
  • pati pada akar/umbi tumbuhan tertentu, 
  • Fruktosan 
  • Larut air hangat 
  • Dapat menentukan kecepatan filtrasi glomeruli. 
  • Tes Iod negatif 
4. DEKSTRIN  dari hidrolisis pati 
5. SELULOSA   (serat tumbuhan) 
  • Konstituen utama framework tumbuhan 
  • tidak larut air - terdiri dari unit b 
  • Tidak dapat dicerna mamalia (enzim untuk memecah ikatan beta tidak ada) - Usus ruminantia, herbivora ada mikroorganisme dapat memecah ikatan beta : selulosa dapat sebagai sumber karbohidrat. 
6. KHITIN 
  • polisakarida invertebrata 
7. GLIKOSAMINOGLIKAN 
  • karbohidrat kompleks 
  • merupakan (+asam uronat, amina) 
  • penyusun jaringan misalnya tulang, elastin, kolagen 
  • Contoh : asam hialuronat, chondroitin sulfat 
8. GLIKOPROTEIN 
  • Terdapat di cairan tubuh dan jaringan 
  • terdapat di membran sel 
  • merupakan Protein + karbohidrat\
Sumber : http://radennuri.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-karbohidrat.html

Jumat, 08 Maret 2013

Monosakarida Dalam Kimia Organik


Monosakarida merupakan sakarida sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi satuan terkecil walaupun dalam suasana yang lunak sekalipun. Monosakarida paling sederhana adalah gliseraldehid atau aldotriosa dan isomerinya adalah dihidroksiaseton atau ketotriosa perhatikan Bagan 14.6. Kedua senyawa tersebut merupakan suatu triosa karena mengandung tiga atom karbon. Jadi suatu monosakarida, tidak hanya dapat dibedakan berdasarkan gugus-gugus fungsionalnya melainkan juga dari jumlah atom karbonnya.
bagan 14.6
Bagan 14.6. Monosakarida sederhana aldotriosa dan ketotriosa
Monosakarida yang paling banyak ditemukan dalam tubuh organisme adalah monosakarida yang dibangun dengan 6 (enam) atom C yang dikenal sebagai Glukosa. Pada molekul ini terdapat lima gugus hidroksil dan satu gugus aldehid yang terikat pada atom karbon. Glukosa memiliki dua isomer yaitu manosa dan Galaktosa, perbedaan antara Glukosa dengan Manosa terletak pada gugus hidroksi pada atom C nomor 2. Demikian pula halnya perbedaan antara Glukosa dan Galaktosa terletak pada gugus hidroksinya, gugus OH disebelah kanan untuk galaktosa sedangkan glukosa terletak disebelah kiri, untuk lebih jelasnya perhatikan Bagan 14.7.
bagan 14.7
Bagan14.7. Rumus bangun senyawa D-Glukosa, D-Manosa dan D-Galaktosa
Glukosa dengan rumus molekul C6H12O6, adalah monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan polihidroksi aldehida (memiliki gugus CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk siklik yang disebut “cincin piranosa”, bentuk siklik ini paling stabil untuk aldosa beratom karbon enam.
Dalam cincin piranosa, atom karbon mengikat gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali untuk atom C no.5, yang terikat pada gugus CH2OH sebagai atom karbon nomor 6. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan pada pH 7, struktur D-Glukosa dalam bentuk cincin piranosa ditunjukan pada Gambar 14.8. Selain memiliki isomer, Glukosa juga memiliki enansiomer yaitu isomer cermin terhadap dirinya yaitu D-glukosa dan L-glukosa. Namun kenyataannya yang ditemukan pada organisme, hanya yang dalam bentuk D-isomer. Dalam bentuk rantai lurus kita dapat dengan mudah membedakan Bentuk D atau L konformasi isomer pada karbon nomor 5 atau pada atom C asimetris. Notasi D berasal dari kata Dextro berarti kanan, dan notasi L berarti levo atau kiri, sebagai penanda digunakan gugus hidroksilnya.
gambar 14.8
Gambar 14.8. Bentuk cincin piranosa senyawa D-Glukosa
Sedangkan pada cincin piranosa juga memiliki dua bentuk yang khas, yaitu posisi dari gugus hidroksil pada atom karbon pertama. Jika gugus hidroksil berposisi di bawah hidrogennya, maka disebut dengan bentuk α (alfa). Demikianpula sebaliknya jika gugus hidroksilnya berposisi di atas hidrogennya, disebut dengan bentuk β (beta), perhatikan Gambar 14.9 dan Gambar 14.10. Glukosa di dalam air akan membentuk keseimbangan dalam dua bentuk, yaitu bentuk α -D–Glukosa dan β -D–Glukosa, dengan komposisi 36 : 64. Proses perubahan dari α -D–Glukosa ke β -D–Glukosa atau sebaliknya disebut dengan disebut mutarotasi.
gambar 14.9
Gambar 14.9. α–D–Glukosa
gambar 14.10
Gambar 14.10. β–D–Glukosa
Glukosa merupakan sumber tenaga utama bagi makhluk hidup. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen.
Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan kembali. Perombakan karbohidrat yang menghasilkan bentuk lain selain glukosa seperti: fruktosa dan galaktosa, akan diangkut ke hati, dandikonversi atau diubah menjadi glukosa. Fruktosa merupakan monosakarida yang memiliki enam atom karbon merupakan isomer dari glukosa, namun memiliki gugus aldehid. Fruktosa terasa lebih manis dari glukosa dan banyak terdapat dalam buahbuahan. Untuk membedakan struktur molekul glukosa dengan fruktosa, dapat mencermati Bagan 14.11.
gambar 14.11
Bagan 14.11. Fruktosa
Glukosa juga memiliki keunggulan yaitu tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein dengan cara mereduksinya. Reaksi ini dikenal dengan glikosilasi yang dapat merusak fungsi berbagai enzim. Hal ini disebabkan karena glukosa berada dalam bentuk isomer siklik yang kurang reaktif. Beberapa dampak glikosilasi protein adalah komplikasi akut seperti diabetes, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal.
Jenis-jenis Monosakarida
1. GlukosaGlukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Selain dari tumbuhan, glukosa juga dapat di terbentuk:
dalam hati dan otot rangka dari pemecahan simpanan glikogen (polimer glukosa).
dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses yang disebut glukoneogenesis.
2. FruktosaFruktosa susunan paling sederhana dalam karbohidrat. Sejenis gula yang dimeukan pada madu dan buah-buahan. Fruktosa adalah bentuk isomer glukosa dan merupakan salah satu komponen penyusun sukrosa. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, CH2O, namun memiliki struktur yang berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Di dalam tubuh, fruktosa meupakan hasil pemecahan daru sukrosa.
3. GalaktosaGalaktosa juga merupakan gula sederhana yang mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa dan fruktosa namun memiliki struktur yang berbeda. Galaktosa hampir tidak terdapat bebas dialam. Namun di temukan dalam tubuh makhluk hidup. Galaktosa dalam sistem pencernaan merupakan hasil pemecahan dari laktosa. Dalam otak galaktosa dikenal sebagai serebrosa.
4. ManosaManosa adalah gula aldehida yang dihasilkan dari oksidasi manitol dan memiliki sifat-sifat umum yang serupa dengan glukosa. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
5. RibosaRibosa adalah gula pentosa yang ditemukan dalam semua sel tumbuhan dan hewan dalam bentuk furanosa. Ribosa merupakan komponen RNA yang digunakan untuk transkripsi genetika. Selain itu Ribosa juga berhubungan erat dengan deoksiribosa, yang merupakan komponen dari DNA. Ribosa juga meupakan komponen dari ATP, NADH, dan beberapa kimia lainnya yang sangat penting bagi metabolisme.
6. XilosaXilosa suatu gula pentosa, yaitu monosakarida dengan lima atom karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat encer. Xilosa  berbentuk serbuk hablur tanpa warna yang digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan sebagai bahan pemanis untuk penderita kencing manis (diabetes mellitus).
7. ArabinosaArabinosa disebut juga gula pektin atau pektinosa. Arabinosa bersumber dari Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri , namun tidak memiliki fungsi Fisiologis. Arabinosa berupa kristal putih yang larut dalam air dan gliserol namun tidak larut dalam alkohol dan eter. Arabinosa digunakan dalam obat-obatan dan medium pembiakan bakteri. Arabisa dalam reaksi Orsinol - HCl memberi warna : Violet , Biru , dan Merah , dengan membei Floroglusional- HCl.

Sumber: 
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/monosakarida/
http://kamusq.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-monosakarida-klasifikasi.html